Kepala dinas kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan bahwa DKI Jakarta menerapkan strategi seperti di tingkat pusat, ada testing, lacak, dan isolasi. Testing dilakukan secara masif melalui dua strategi, yakni melakukan tracing kontak dan melalui aktif case finding, saat ini DKI Jakarta telah memiliki 54 laboraterium jejaring yang bisa mendeteksi, bersama dengan rumah sakit, laboratorium BUMN maupun suwasta, semuanya berkolaborasi dalam memenuhi upaya mendeteksi mata rantai penularan COVID-19.
Warga DKI Jakarta Sudah mandiri untuk melakukan testing melalui laboraterium dan rumah sakit sewasta, jumlah orang yang di priksa sudah lebih dari 418.000 Dengan kapasitas 10.000 lebih dalam sehari, 49% adalah geratis melalui laboraterium pemerintah, sedangkan 51% melalui laboraterium suwasta," ujarnya melalui ruang digital di media center satuan tugas penanganan covid-19. (red-warsu)