warnasumut.com - Stabat. Bersama dengan Non Governmental Organization (NGO) dari berbagai daerah di Pulau Sumatera dan Jawa, Yayasan Srikandi Lestari menghadiri studi banding tentang pemanasan global dan energi bersih yang diselenggarakan Kanopi Bengkulu, di Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.
Kegiatan yang digelar dari tanggal 23 - 26 November 2020 secara outdoor dalam bentuk Energy Camp tersebut, membahas tentang pemanasan global yang merupakan dampak dari penggunaan energi batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Yayasan Srikandi Lestari Sumiati Surbakti mengatakan, dirinya mendapatkan banyak informasi terkait dampak PLTU batubara bagi perubahan iklim dan lingkungan. "Disana, kami berdiskusi dan saling berbagi pengalaman terkait pencemaran limbah PLTU batubara," ungkap wanita yang biasa disapa Mimi ini, Senin (30/11) pagi
Selain membahas limbah, kata Mimi, selama kegiatan tersebut, para peserta juga mendapatkan advokasi hukum dari para lawyer yang tergabung dalam Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dari masing-masing daerah di Sumatera dan Pulau Jawa. "Kegiatannya asik dan sangat bermanfaat," sambungnya.
Wanita berkacamata dan murah senyum ini menambahkan, dirinya akan mengimplementasikan apa yang sudah diperolehnya selama mengikuti diskusi di Seblat, terkait dampak lingkungan terhadap pencemaran limbah PLTU batubara kepada masyarakat.
"Negara-negara maju seperti Cina, Amerika Jepang dan yang lainnya sudah menerapkan energi bersih untuk mengatasi pemanasan global. Tapi kita, kenapa hingga saat ini masih menggunakan batubara sebagai bahan bakar yang jelas-jelas mencemari dan merusak lingkungan," ketus Mimi.
Disamping itu, Mimi juga mengajak masyarakat untuk mendukung penuh kelestarian habitat gajah Seblat yang kian terusik akibat ekspansi perkebunan sawit dan tambang batubara. "Ketikkan hastag #savegajahseblat saat posting tentang Seblat di medsos, untuk mendukung kelestarian habitat gajah Seblat," ajaknya.
Dalam waktu dekat ini, Mimi akan segera melakukan kampanye dan mengadvokasi masyarakat pesisir Langkat, yang terdampak langsung terhadap aktivitas PLTU Pangkalan Susu. "Kita harus berjuang, demi kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup generasi penerus yang bersih dari segala bentuk pencemaran," pungkas Mimi.
(Avid) - (Red-WarSu)
(www.warnasumut.com)