warnasumut.com - Medan. Polemik pemenang Pemilihan Raya Universitas Sumatera Utara (Pemira USU) belum juga berakhir. Per tanggal 28 Maret 2021, tepatnya 3 bulan lebih empat belas hari sejak pengumuman hasil Pemira daring dilaksanakan oleh KPU USU, kedua pasangan calon masih bersikeras mengaku sebagai pemenang Pemira.
Terlihat di akun instagram @official.usu yang memposting story tentang pelantikan salah satu pasangan calon (paslon) yaitu Rizki-Anas pada hari Sabtu (27/3). Menyikapi hal itu, salah satu mahasiswa yang juga merupakan pimpinan Aliansi Mahasiswa USU Peduli (Amasuli), Muhammad Amin Siregar menyatakan tidak kesepakatannya keterlibatan dan intervensi birokrasi kampus terhadap hasil pemira.
"Kedua paslon menyatakan bersikeras menang, tapi kok bisa tiba-tiba ada pelantikan salah satu paslon dan itu di-up di story kampus, ini menunjukkan dugaan selama ini keterlibatan kampus yang udah melewati batas dalam intervensi Pemira USU". Kata Amin.
Sebelumnya, salah satu staf ahli rektor USU melakukan mediasi kedua belah pihak, berjanji akan mengakui dan memberi fasilitas terhadap Pemerintahan Mahasiswa (Pema USU) dengan catatan rektorat meminta untuk dilakukan rekonsiliasi dan kepada keduanya diberikan waktu untuk negosiasi karena rektorat berharap agar ada hasil yang mempersatukan. Ada juga komitmen bahwa kedua calon tidak diperkenankan melakukan manuver politik selama masa negosiasi. Akan tetapi, salah satu tim paslon yaitu Rizki-Anas terlihat sudah menduduki sekretariat Pemerintahan Mahasiswa (Pema USU) selama proses negosiasi masih belum menemukan mufakat.
"Katanya sih sekret itu untuk KPU, tapi kok bisa Rizki juga ada di dalam. Kan gak masuk akal sih ini, dan itu juga tanda bahwa salah satu paslon yang udah berkomitmen telah melanggar komitmennya sendiri. Ya, gak bisa gitulah". Ujar mahasiswa USU yang sering disapa Amin ini.
Aliansi Mahasiswa USU Peduli (Amasuli) meminta rektorat untuk memegang janjinya sebelumnya dan tidak memihak kepada salah satu paslon karena hal ini dapat mencederai nilai perjuangan mahasiswa USU yang independen.
"Kami minta kampus dalam hal ini rektorat, untuk tetap konsisten terhadap janjinya tidak mengakui dan tak memberi fasilitas kepada siapapun kalau tak ada kesepakatan. Saya rasa kampus jangan karena ada kepentingan sama Pema, lalu memihak pada salah satu paslon". Tutup Amin tegas.(AJB/Red)