warnasumut.com - Nasional. Mahasiswa merupakan usia produktif untuk berkarya. Menjadi aktivis adalah salah satu wadah untuk menuangkan gagasan menjadi sebuah karya. Memang, tidak semua mahasiswa mau dan berminat untuk terjun dalam sebuah organisasi. Selain banyak peraturan, kedisiplinan juga sangat dituntut.
Dalam satu dekade terakhir, Ratusan bahkan Ribuan Aktivis lahir dengan beragam organisasi, dari yang menamakan serikat pekerja, Lembaga Swadaya Masyarakat, Paguyuban dan nama lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita berpikir kritis dan skeptis, bukan hanya mahasiswa yang menjadi ikon agen perubahan.
“ Saya berharap dengan lahirnya Aktivis-aktivis yang berasal dari lingkungan masyarakat, baik yang menamakan LSM, Perserikatan atau lainnya dapat memberi spirit bagi adik-adik mahasiswa khsususnya yang belum berorganisasi,” ujar Indra Aktivis yang belasan tahun memilih jalan sunyi bersama akar rumput. Senin (2/10/23) malam melalui akun WhatsAppnya.
Lebih dalam diuraikan Indra, menjadi aktivis merupakan proses untuk meng-upgrade diri, berkomunikasi, dan beradaptasi sehingga mampu menjadi pribadi yang lebih fleksibel dengan bervariasi orang. Selain itu, dapat lebih mudah dalam mengaktifkan pikiran, menenangkan hati, dan meningkatkan motivasi hidup.”
“ Penjabat kita sedang tidak sehat, untuk itu peranan Aktivis sangat diperlukan untuk mengawasi kebijakan publik yang dapat merugikan Rakyat dan Negara kita ini. Untuk itu kita juga sedang mempersiapkan wadah perkumpulan untuk adik-adik dan rekan-rekan baik dari kalangan mahasiswa pun akar rumput yang mau berorganisasi. Nama perkumpulannya Jaringan Aliansi Rakyat Independen (JARI),” pungkasnya.