warnasumut.com - Deli Serdang. Nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS hingga akhir Juni 2024 masih lemah tercatat di sekitar angka Rp16.400 per dollar AS. Terkait kondisi tersebut pemerintah harus cermat melakukan langkah penanganan ekonomi.
Ketua HIPMI Deli Serdang Ahmad Gafar mengungkapkan jika rupiah terus mengalami pelemahan maka akan terjadi krisis secara bertahap yang berdampak pada masyarakat khususnya pelaku usaha. Sehingga pemerintah diharapkan dapat menggandeng pelaku usaha.
"Pengusaha dituntut agar lebih kreatif dan mematangkan stategi bisnisnya agar tahan krisis. Jika dolar semakin meningkat harus banyak berpikir ulang. Walaupun pemerintah sudah melakukan pemulihan ekonomi nasional. Pengusaha berbinis bukan hanya untuk jangka pendek pastinya jangka yang panjang, secara otomatis harus punya strategi apabila menghadapi sitiuasi saat ini." kata Gafar.
Dampak kenaikan nilai dollar tentu akan berdampak pada harga kebutuhan pokok di masyarakat, salah satunya adalah peningkatan harga.
"Secara garis besar, terdapat dua barang yang menjadi komoditas utama bagi masyarakat, yaitu minyak mentah (petroleum) untuk bahan baku bahan bakar minyak dan beras". Imbuhnya.
Selain itu kata Gafar, "Pelemahan rupiah juga dapat berdampak negatif pada kinerja pelaku usaha yang bergantung pada bahan baku impor. Misalnya industri farmasi petrokimia, makanan dan minuman, hingga tekstil. Sehingga permintaan harus hati-hati terhadap dampak luas pelemahan rupiah atas Dollar ini yang bukan tidak mungkin hingga terjadi pemutusan hubungan kerja di perusahaan perusahaan."
Pemerintah harus dapat mamastikan pertumbuhan ekonomi terus berjalan sesuai target yang diharapkan, kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta harus terus berjalan dengan baik sehingga dampak kenaikan dollar terhadap rupiah bisa diatasi.
"Pemerintah harus merangkul pengusaha muda khususnya yang tergabung dalam HIPMI, kami siap berkolaborasi dengan pemerintah Daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi global ini". Tegas Gafar